Sunday, 8 January 2017



FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MENURUT MALAYU S.P HASIBUAN
Oleh: Salsabila Firdausy 


Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (1990:27)[1], fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia terbagi menjadi sebelas fungsi, yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.  Berikut adalah penjabaran dari masing-masing fungsi:

1.        Perencanaan (Human Resources Planning)
Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang tujuan apa yang harus dicapai pada kurun waktu tertentu di masa mendatang dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.  Proses tersebut terdiri atas dua elemen (a) penetapan tujuan, dan (b) menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi ini menghasilkan dan mengintregasikan tujuan, strategi, dan kebijakan.[2]
Perencanaan dalam manajemen sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisian dalam membantu terwujudnya tujuan.[3]Perencanaan ini berfungsi untuk merencanakan program-program kepegawaian, seperti pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.  Program kepegawaian yang baik akan mendorong tercapainya tujuan organisasi, karyawan, maupun masyarakat.
2.        Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja (division of labor) yang disertai dengan pendelegasian wewenang.  Proses ini sangat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang garis kewenangan agar setiap anggota dalam organisasi bisa mengetahui apa dan kepada siapa dia memberi perintah dan dari siapa dia menerima perintah.  Proses ini juga diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kerja dan kualitas pekerjaan melalui sinergisme yang baik dimana orang bekerja bersama-sama akan memberikan output yang lebih besar dari pada bekerja secara sendiri-sendiri. Di samping itu, proses pengorganisasian juga dapat memperbaiki komunikasi. Suatu struktur organisasi yang jelas dapat menggambarkan garis komunikasi antar anggota.[4] Jadi, organisasi hanya merupakan alat dalam rangka mencapai tujuan.  Dengan organisasi yang baik, akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3.        Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif srta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.[5]
Dalam pengarahan terdapat aspek yang mempengaruhi jalannya pengarahan yaitu: (a) Pemberian perintah, yaitu merupakan sarana yang digunakan oleh pimpinan didalam pengarahan para bawahannya. Dalam hal ini atasan memerintahkan bawahan untuk bertindak atau tidak bertindak didalam menghadapi situasi tertentu. (2) Motivasi, yaitu segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu hasil kerja orang disamping kemampuan orang dan dapat menjadi salah satu pendorong orang mematuhi perintah-perintah. Motivasi dipengaruhi oleh kondisi fisik, kebutuhan seseorang serta kondisi sosial orang. (3) Kepemimpinan, dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur, yaitu adanya pihak lain yang mau mengikuti apa yang dikatakan oleh pimpinan, adanya pengaruh pimpinan pada pihak lain yang kemudian menjadi pengikut, dan adanya kuasa/wewenang pimpinan terhadap bawahan.
4.        Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar menaati semua aturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana perusahaan demi tercapainya tujuan.  Bila terdapat suatu pelanggaran atau penyimpangan, diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan recana.  Pengendalian karyawan ini meliputi kehadirian, kedisiplinan, pelaksanaan pekerjaan, perilaku, kerja sama, dman menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
Dalam melakukan pengawasan, dibutuhkan prasyarat pengawasan yaitu: (1) Pengawasan membutuhkan perencanaan itu berarti bahwa sebelum teknik pengawasan dapat dipergunakan atau disusun sistemnya, pengawasan harus didasarkan pada perencanaan, dan jika perencanaan yang lebih jelas, lebih lengkap, dan lebih terpadu akan meningkatan efektivitas pengawasan. (2) Pengawasan membutuhkan struktur organisasi yang jelas. Pengawasan bertujuan untuk mengatur aktivitas dan mengambil tindakan guna menjamin bahwa rencana sedang dilaksanakan. Untuk itu harus diketahui orang yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan rencana dan yang harus mengambil tindakan untuk membetulkannya.[6]
5.        Pengadaan (Procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.  Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.[7]Fungsi pengadaan ini meliputi dua fungsi utama yakni, fungsi perencanaan sumber daya manusia danfungsi rekruitmen.
a.    Fungsi perencanaan SDM
Perencanaan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin bahwa kebutuhan tenaga kerja bagi organisasi tetap terpenuhi secara konstan dan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.  Menurut Menurut Hadriyanus Suharyanto dan Agus Heruanto (2005:99)[8], ada beberapa hal yang perlu direncanakan dalam penyusunan SDM, antara lain:
Analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-pekerjaan apa saja yangyang hasrus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.[9]Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai aktivitas pekerjaan, seleksi dan penempatan, input pekerjaan, output pekerjaan, standar pekerjaan, peralatan yang dipergunakan, syarat pekerjaan, hubungan jabatan, suasana kerja, dan sebagainya.
Deskripsi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan berisi informasi identifikasi pekerjaan yang harus dilaksanakan, beserta sejauh mana tanggung jawabnya, hubungan dengan pekerjaan lain, persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan itu, seberapa sering harus dilakukan, dan sebera luas wilayah tanggung jawabnya.[10]
Spesifikasi pekerjaan. Spesifikasi pekerjaan berisikan informasi mengenai persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pekerja agar mereka mampu melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya secara lebih sempurna.[11]Persyaratan tersebut meliputi dual har, yaitu: (a) yang berhubingan dengan calon pegawai, misalnya pendidikan dan keterampilan, dan (b) yang berhubungan dengan kondisi kerja, misalnya karakteristik lingkungan pekerjaan dan resiko pekerjaan.
Analisis beban kerja. Analisis beban kerja berhubungan dengan banyaknya tugas-tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan organisasi atau bagian dari organisasi.  Dalam membuat analisis beban kerja, harus ada informasi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang akan dihadapi dan kemungkinan-kemungkunan perubahan lingkungan pekerjaan.
Analisis angkatan kerja. Analisis angkatan kerja baekaitan dengan waktu dan jumlah karyawan yang dibituhkan untuk melaksanakan tugas.  Selain itu juga diperhitungkan ketidakhadiran dan pergantian tenaga kerja.
b. Fungsi rekruitmen
Sondang P. Siagian (1994)[12]mendifinisikan rtekritmen sebagai proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi.  Maksud dari rekruitmemn ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk meakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
6.        Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatkan keterampilah reknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.[13]  Pendidikan dan pelatihan yang diberikanharus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
Pengembangan dalam organisasi dilakukan agar pegawai dapat meningkatkan keahliannya dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingannya, baik dalam kebutuhan pribadi maupun kebutuhan organisasi.  Perhatian terhadap kebutuhan dan kepentingan pegawai ini diharapkan akan mendorong para pegawai untuk mengabdikan dirinya secara professional demi tercapainya tujuan organisasi.
7.        Kompensasi
Charles A. Pounian dan jeffreyJ. Fuller (1990) dalam artikelnya yang berjudul “Compensating Public Employees” dalam buku Handbook of Public Organization menyatakan tujuan program kompensasi pegawai pada organisasi publik dalam rangka pengembangan, pemeliharaan, dan motivasi dikaitkan dengan misi organisasi.  Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan tradisional yang hanya memfokuskan pada pembatasan peran manajer dalam membuat persetujuan atau penepatan gaji.
8.        Pengintegrasian (integration)
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba dan karyawan dapat memenuhui kebutuhan dari hasil pekerjaannya.  Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam manajemen sumber daya manusia karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (1990:27)[14], ada lima metode pengintegrasian, antara lain:
Hubungan antar-manusia (Human Relations). Hubungan antar-manusia adalah hubungan kemanusian yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama.
Motivasi (Motivation). Motivasi merupakan dorongan atau menggerakan.  Motivasi dalam manajemen hanya ditunjukan pada sumber daya manusia pada umumnya, dan bawahan pada khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kepemimpinan (Leadership). Kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengawuhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisi.  Seorang pemimpin haris memiliki sifar, antara lain: (a) ing ngarsa sung tuladha atau menjadi contoh yang baik, (b) ing madya mangun karsa atau mebangkirkan semangat pegawainya, dan (c) tut wuri handayani ataumendorong pegawainya berjalan di depan dan mempu bertanggung jawab.
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).   KKB merupakan musyawarah atau mufakat antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikar karyawan (serikat buruh) dalam memustuskan masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan.
Collective Bargaining. Collective bargaining merupakan antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikar karyawan (serikat buruh) dalam memustuskan masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan.  Perbedaannya dengan KKB, Collective bargaimning didasarkan pada adu kekuatan, siapa yang mempunyai posisi kuat, maka dialah yang banyak menentukan keputusan.
9.        Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi fisik , mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.  Pemeliharaan yang baik  dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.[15]
10.    Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.  Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.[16]
11.    Pemberhentian Kerja
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.  Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.  Pelepasan ini diatur oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 1964.  Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari menajemen sumber daya manusia.[17]
Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.  Karyawan yang direkrut perusahaan dalam kondisi baik, seharusnya dikembalikan dalam keadaan yang baik pula sehingga tetap terjadi hubungan informal yang baik antara perusahaan dengan mantan karyawan.

Berdasarkan penjabaran fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia di atas, dapat diketahui bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan integrasi dari teori manajemen umum dan manajemen khusus dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, karyawan, maupun masyarakat.


REFERENSI
[1]     Malayu Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta: Haji Masagung. 1990, hal: 27. 
[2]     Yeremias T. Keban. 2008. Enam Dimensi Strategis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media, hal. 94. 
[3]     Sama dengan catatan kaki No.13. 
[4]     Sama dengan catatan kaki No.14, hal: 94-95. 
[5]     Sama dengan catatan kaki No.13, hal: 25. 
[6]     Jusuf Udaya. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1991, hal: 133. 
[7]     Sama dengan catatan kaki No.13, hal: 25. 
[8]     Hadriyanus Suharyanto dan Agus Heruanto. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Media Wacana. 2005, hal: 99. 
[9]     Sama dengan catatan kaki No.13, hal: 32. 
[10]    Sama dengan catatan kaki No.20, hal: 75. 
[11]    Ibid. 
[12]    Dikutip dari Hadriyanus Suharyanto dan Agus Heruanto. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Media Wacana. 2005, hal: 77. 
[13]    Sama dengan catatan kaki No.20, hal: 25.
[14]    Sama dengan catatan kaki No.13, hal: 151. 
[15] Sama dengan catatan kaki No.13, hal: 26.
[16]     Ibid.
[17]    Ibid.


0 komentar:

Post a Comment