MENGELOLA DISIPLIN PEGAWAI DAN MANAJEMEN TALENTA
A. Mengelola Disiplin Kerja Pegawai
Dalam konteks perusahaan/organisasi, mengelola disiplin kerja pegawai dangat penting dilakukan. Menurut Bejo Siswanto Sastrohadiwiryo (2005) menyatakan bahwa disiplin kerja itu sendiri merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Tujuan umum mengelola disiplin kerja adalah demi kelangsungan erusahaan sesuai dengan motif (tujuan) perusahaan. Sedangkan tujuan khusus pengelolaan disiplin kerja, antara lain:
- Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen.
- Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
- Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
- Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.
- Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi yang sesuai dengan harapan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
Dari berbagai tujuan di atas, pada dasarnya pengelolaan disiplin pegawai dilakukan perusahaan mampu berjalan sesuai dengan target dan sasarannya. Ada tiga jenis disiplin kerja, antara lain:
- Disiplin Preventif yaitu, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.
- Disiplin Korektif yaitu, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan.
- Disiplin Progresif yaitu, kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
Berikut adalah bebrapa hal yang dapat dilakukan dalam mengelola disiplin pegawai
- Pemimpin yang tegas. Pemimpin harus pandai memainkan emosi untuk membangun ketegasan dalam diri mereka. Pemimpin sebaiknya berusaha untuk selalu berada dalam emosi yang positif.
- Aturan ditetapkan dengan jelas. SOP yang dibuat perusahaan harus jelas mengatur hal apa yang harus dilakukan, boleh dilakukan, atau dilarang dilakukan, beserta batas toleransinya
- Penerapan konsekuensi terhadap kedisiplinan dan ketidakdisiplinan yang jelas.
Kedisiplinan ditetapkan sebagai bagian dari penilaian kinerja - Ketidakdisiplinan haruslah diidentifikasi penyebabnya, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
B. Manajeman Talenta
Manajemen talenta adalah gabungan inisiatif yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan keunggulan bisnisnya dengan mengoptimalisasikan karyawan bertalentanya. Kuncinya adalah pada proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan bertalentanya untuk dapat terus menciptakan keunggulan bisnis bagi perusahaan
Proses manajemen talenta harus terintegrasi dengan proses regular manajemen sumber daya manusia. Proses manajemen talenta didesain untuk memastikan bahwa bisnis mengembangkan keunggulan kompetitifnya melalui utilisasi optimal sekelompok kecil individu dalam posisi kunci kepemimpinan.
Manajemen talenta saat ini dirasakan sangat penting, karena beberapa alasan berikut, antara lain:
1. Karyawan bertalenta dan kepemimpinan akan menjadi sumber daya yang semakin langka
2. Usia angkatan kerja secara rata-rata akan semakin tua, dan kini orang berkecenderungan untuk memiliki lebih sedikit anak
3. Perusahaan-perusahaan akan bergerak menjadi organisasi global
4. Kebutuhan emosional karyawan akan semakin penting dari sebelumnya
Karyawan bertalenta (talent people) dapat diamati/perhatikan dari sikap dan perilakunya. Berikut disajikan sikap/perlaku karyawan bertalenta:
1. Karyawan bertalenta membuat dan merumuskan aturan (breaking the rule). Karyawan dengan talenta tinggi tidak segan-segan untuk membuat dan merumuskan aturan yang mampu meningkatkan kinerja.
2. Karyawan bertalenta memulai dan membuat perubahan
3. Karyawan bertalenta menciptakan kreatifitas
4. Karyawan talenta seringkali menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya didalam unit atau organisasinya. Mereka memberikan data, saran dan kreatif membentuk hal baru yang penting dan mengubah ke arah yang lebih baik.
5. Karyawan bertalenta menciptakan inovasi, 6.Karyawan bertalenta mengarahkan karyawan
6. Karyawan bertalenta memberi inspirasi dan memotivasi karyawan
Secara umum perusahaan akan melakukan sebuah proses talent management yang terdiri atas:
1. Proses Rekrutmen dan Seleksi yang Ketat. Ini merupakan proses awal karir sebuah talent akan memasuki sebuah perusahaan. Dengan melakukan langkah ini, perusahaan akan mendapatkan talent-talent yang berkualitas
2. Pemetaan Talent. Menemukan karyawan berbakat dalam perusahaan bukan pekerjaan mudah. Banyak organisasi, atau bagian SDM yang menggunakan assessment tools, psychometric atau talent questionnaire untuk menentukan karyawan yang memiliki talenta. Namun apabila cara-cara tersebut tidak disosialisasikan dengan benar, akan dapat menimbulkan respons yang kurang baik dari karyawan. Pemetaan talent dilakukan agar para talent dapat dikelompokan kedalam kompetensi dan keahliannya masing-masing. Pihak perusahaan akan dengan mudah memantau perkembangan setiap talentnya.
3. Talent Pool. Talent Pool merupakan sebuah hasil saringan dari para talent terbaik di setiap kelompoknya. Para talent best of the best yang dimasukkan dalam talent pool ini akan dipromosikan guna meneruskan kepemimpinan bisnis perusahaan. Umumnya talent pool ini berisikan 3% dari setiap populasi karyawan setiap unit
4. Talent Satisfaction. Inilah faktor kunci yang akan menjadikan para talent betah bekerja di sebuah perusahaan. Program ini memberikan para talent berbagai fasilitas dan pengembangan yang meliputi: kebutuhan untuk hidup, kebutuhan untuk berkembang, kebtuhan untuk dicintai, kebutuhan untuk berkontribusi, dan kebutuhan untuk meninggalan warisan baik untuk perusahaan.
BACA JUGA!
Irianto, Yusuf. 2001. Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Alam. Surabaya: Penerbit Insan Cendikiawan.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba Empat.
Noto Atmodjo, Soekidjo. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke-2. Jakarta: Penerbit Reneka Cipta.
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen SDM. Bandung: CV Munandar
0 komentar:
Post a Comment