Wednesday 25 January 2017



HOLAKRASI: KONSEP DAN PENERAPANNYA
Bagaimana Holakrasi Bekerja?

Berasaskan pada prinsip-prinsip dasar holakrasi, organisasi menjalankan berbagai proses untuk mencapai tujuannya dalam sebuah rangkaian lingkaran kerja.  Holakrasi kemudian mendorong dan memberdayakan individu untuk memimpin perang mereka sendiri dan mengambil tindakan terbaik untuk memenuhi tujuan. Pertemuan operasional (taktis) diselenggarakn setiap minggunya untuk mengambil keputusan yang bisa depakai untuk menghadapi situasi tertentu dan singkronisasi anggota team. Baik pertemuan operasional maupun governance meeting, tidak berfokus pada solusi atau keputusan yang ‘sempurna’, melainkan keputusan praktis (taktis) yang diambil dengan cepat untuk meningkatkan efisiensi kerja.  Pertemuan yang lama dan tidak efektif dianggap memakan banyak waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk bekerja (Moreno, 2016).

Setiap keputusan kemudian akan ditinjau kembali setiap saat jika terjadi kesalahan atau ketegangan dalam lingkungan internal lingkaran.  Struktur peran akan diperbaharui jika terjadi kesenjangan akuntabilitas melalui governance meeting.  Anggota team dibebaskan untuk bergerak cepat dan memutuskan kembali agar solusi yang dibuat sesuai dengan relita yang terjadi pada saat itu.  Solusi yang mulai tidak relevan dapat dengan cepat diselaraskan dengan kebutuhan aktual secara berkelanjutan.  Dengan demikian, organisasi akan terhindar dari ‘perangkap’ yang memakan waktu untk mencoba ‘memprediksi atau mengontrol sesuatu yang belum pasti’ selama pertemuan. Alur kerja organisasi holakrasi secara lebih sederhana digambarkan dalam gambar 1.

 Berdasarkan diagram alur holakrasi (pada gambar 7), dapat dikatakan bahwa holakrasi dikemas untuk manajemen diri dalam organisasi.  Holakrasi menggantikan manajemen organisasi tradisonal dengan sistem peer to peer untuk meningkatkan transparasi, akuntabilitas, dan kelincahan organisasi.  Dengan demikian, sistem ini memungkinkan organisasi mendistribusikan otoritas, memberdayakan seluruh karyawan untuk mengambil peran dalam kepemimpinan, dan membuat keputusan yang berarti bagi organisasi.

Baca juga:
 
DAFTAR PUSTAKA
Bernstein, Ethan, John Bunch, Niko Canner, and Michael Lee. 2016. Beyond The Holacracy Hype. Diakses dari https://hbr.org/ pada 01Agustus 2016.
Groth, Aimee. 2013. Zappos is Going Holacratic: No Job Titles, No manager, No Hierarchy. Quartz: Retrieved.
HolacracyOne, LCC. 2000. Holacracy: Discover A Better Way of Working. USA: HolacracyOne, LCC
HolacracyOne, LCC. 2000. Working With Holacracy. Netherlands: Westerstraat 187 1015 MA Amsterdam The Netherlands.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Moreno. 2016. Holacracy Against the Conformist Management Styles. Diakses dari http://www.templatemonster.com/blog/holacracy-against-conformist-manag ement- styles/ #2146532075.
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Robertson, 2007. Organization at The Leading Edge: Introducting Holacracy. United States.
Rudd, Olivia. 2009. Business Intelligence Success Factors: Tools for Aligning Your Business in the Global Economy. John Wiley & Sons.
Sisney, Lex. 2014. An Inside Look at Holacracy. Diakses dari http://organizational physics.com pada 01Agustus 2016.

0 komentar:

Post a Comment