Monday 15 February 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA BOROBUDUR SEBAGAI DESTINASI PARIWISAT
(Miniatur Studi Kasus Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah)

Home Industry Gerabah di Desa Borobudur 

 ABSTRAK
   Penelitian ini bermaksud merumuskan strategi pengembangan Desa Borobudur sebagai destinasi pariwisata.  Desa Borobudur merupakan desa tempat Candi Borobudur berada.  Oleh sebab itu, desa tersebut merupakan zona komersial destinasi pariwisata Candi Borobudur yang akan pertama kali terkena dampak positif maupun negatif dari adanya kegiatan pariwisata di Candi Borobudur.
Meskipun merupakan zona komersial, keadaan Desa Borobudur masih jauh dari ideal. Pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin di Desa Borobubur mencapai 5679 jiwa atau sekitar 52,5% dari total jumlah penduduk. Rata-rata pendapatan yang dimiliki masyarakat Desa Borobudur Rp 150.000, jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum di Kabupaten Magelang yang sudah mencapai sekitar Rp 300.000/bulan. Penduduk di desa ini juga didominasi lulusan SD/sederajat (30%) dan lulusan SLTP/sederajat (27%).  Namun di sisi lain, desa ini memiliki potensi wisata yang menarik, baik itu potensi alam, budaya, maupun buatan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.  Data yang diperoleh diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi.  Selanjutnya, data dipilah, dianalisis, dan dirangkai hingga diperoleh kesimpulan utuh dari penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Pengebangan Desa Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata, antara lain: (1) Pembentukan desa wisata berbasis alam dan budaya perdesaan; (2) Pembentukan Pokdarwis; (3) Pembuatan Paket Wisata; (4) Pembentukan pola kerja sama antar-stakeholder terkait; (5) Pengembangan amenitas dan fasilitas pendukung; (6) Pengembangan aksesibilitas; dan (7) Penguatan kapasitas masyarakat lokal.  Dari tujuh strategi tersebut, kelompok strategi yang sangat strategis, yaitu strategi nomor 1, 2, 3; kelompok cukup strategis, yaitu stategi nomor 4 dan 5; dan kelompok kurang strategis, yaitu strategi nomor 6 dan 7.  Selanjutnya, strategi pengembangan Desa Borobudur memperhatikan aspek (1) kesejahteraan masyarakat lokal, (2) manfaat ekonomi, dan (3) keterpaduan antar-sektor, antar-daerah, dan antar-pemangku kepentingan.
Saran yang dapat penulis berikan, antara lain: Diperlukan kebijakan ketat untuk mengendalikan pengembangan kawasan Borobudur, misalnya dengan pembuatan masterplan; (2) Diperlukan penentuan prioritas dalam pengambilan kebijakan terkait pengembangan Desa Borobudur; (3) Diperlukan badan pengelola kawasan Borobudur yang terpadu, menyertakan partisipasi masyarakat, dan harmonisasi berbagai aspek; (4) Diperlukan sistem bagi hasil pendapatan Taman Wisata Candi Borobudur, khususnya bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang; serta (5) Diperlukan tekad dan komitmen yang kuat dari masyarakat dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mengembangkan Desa Borobudur.

Kata Kunci: Desa Borobudur, Desa Wisata, Strategi Pengembanga

Home Industry Bihun di Desa Borobudur

1 comment: