Wednesday, 16 September 2015

APLIKASI COLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA BOROBUDUR UNTUK MENCIPTAKAN TRICKLE DOWN EFFECT BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL


ABSTRAKSI


Penelitian ini bermaksud menciptakan sebuah strategi pengelolaan pariwisata Borobudur untuk menciptakan trickle-down effect bagi masyarakat lokal. Salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terkenal adalah candi Borobudur. Setiap tahunnya Candi Borobudur tidak sepi pengunjung. Data menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan. Berturut-turut dari tahun 2012 hingga 2014, pengunjung Candi Borobudur mencapai 3.020.526 orang, 3.362.061 orang, dan 3.683.474 orang.
Semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan objek wisata Borobudur semestinya berdampak pada peningkatan PAD Kabupaten Magelang.  Selain itu, keberadaan obyek wisata tersebut seharusnya juga mampu menumbuhkan usaha hotel dan rumah makan yang berada disekitar Candi Borobudur.  Namun sayangnya, pendapatan PAD yang besar tersebut tidak berdampak positif dengan kondisi masyarakat sekitar Candi Borobudur, yaitu Desa Borobudur. Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Desa Borobubur mencapai 5679 jiwa atau sekitar 52,5% dar total penduduk desa tersebut. Rata-rata pendapatan yang dimiliki masyarakat Desa Borobudur Rp 150.000. Jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum di Kabupaten Magelang yang sudah mencapai sekitar Rp 300.000/bulan. Penduduk di desa ini juga didominasi lulusan SD/sederajat (30%) dan lulusan SLTP/sederajat (27%).
Penelitan ini merupakan tipe penelitian kualitatif.  Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka, yaitu pengumpulan informasi malalui buku, majalah, artikel, dan informasi dari situs-situs internet berkaitan dengan topik yang dikaji dan data yang didapat tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Teknik analisis data dalam kajian ini menggunakan metode deskriptif analitik yakni dengan menjelaskan dan menganalisis data-data berkaitan dengan topik yang dikaji dari sumber yang ada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Borobudur memiliki banyak seperti; (1) Kondisi bentang alam yang indah dan asri, (2) penduduk didominasi oleh penduduk dengan usia produktif, (3) hasil produksi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah, dan (4) banyaknya industri rumah tangga yang belum optimal dikembangkan, (5) tersedianya banyak homestay, wisata kuliner, dan belajar melukis serta membatik, dan lain-lainnya. Potensi-potensi tersebut belum mampu dikembangkan dengan baik dan belum terintegrasi dengan Taman Wisata Candi Boroudur secara optimal, sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkannya.
Strategi pengelolaan pariwisata Borobudur untuk menciptakan trickle-down effect bagi masyarakat lokal adalah dengan mengoptimalkan potensi Desa Borobudur melalui aplikasi collaborative governance stakeholders terkait, sehingga terintregasi dengan Destinasi Wisata Candi Borobudur. Adapun stakeholders tersebut antara lain, pihak TWCB, pihak perangkat desa dan pemerintah daerah, serta pihak masyarakat desa itu sendiri.

Karya Selengkapnya Hubungi: firdausy.salsabila@gmail.com
 

0 komentar:

Post a Comment