APLIKASI COLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA BOROBUDUR UNTUK MENCIPTAKAN TRICKLE DOWN EFFECT BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL
ABSTRAKSI
Penelitian ini bermaksud
menciptakan sebuah strategi pengelolaan pariwisata Borobudur untuk menciptakan trickle-down
effect bagi masyarakat lokal. Salah satu destinasi wisata di Indonesia yang
terkenal adalah candi Borobudur. Setiap tahunnya Candi Borobudur tidak sepi
pengunjung. Data menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan terus mengalami
peningkatan. Berturut-turut dari tahun 2012 hingga 2014, pengunjung Candi
Borobudur mencapai 3.020.526 orang, 3.362.061 orang, dan 3.683.474 orang.
Semakin meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan objek wisata Borobudur semestinya berdampak pada
peningkatan PAD Kabupaten Magelang. Selain itu, keberadaan obyek wisata
tersebut seharusnya juga mampu menumbuhkan usaha hotel dan rumah makan yang
berada disekitar Candi Borobudur. Namun sayangnya, pendapatan PAD yang
besar tersebut tidak berdampak positif dengan kondisi masyarakat sekitar Candi
Borobudur, yaitu Desa Borobudur. Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Desa
Borobubur mencapai 5679 jiwa atau sekitar 52,5% dar total penduduk desa
tersebut. Rata-rata pendapatan yang dimiliki masyarakat Desa Borobudur Rp
150.000. Jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum di
Kabupaten Magelang yang sudah mencapai sekitar Rp 300.000/bulan. Penduduk di
desa ini juga didominasi lulusan SD/sederajat (30%) dan lulusan SLTP/sederajat
(27%).
Penelitan ini merupakan
tipe penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi,
wawancara, dan studi pustaka, yaitu pengumpulan informasi malalui buku,
majalah, artikel, dan informasi dari situs-situs internet berkaitan dengan
topik yang dikaji dan data yang didapat tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Teknik analisis data dalam kajian ini menggunakan metode deskriptif analitik
yakni dengan menjelaskan dan menganalisis data-data berkaitan dengan topik yang
dikaji dari sumber yang ada.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa Desa Borobudur memiliki banyak seperti; (1) Kondisi bentang alam yang
indah dan asri, (2) penduduk didominasi oleh penduduk dengan usia produktif,
(3) hasil produksi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah, dan (4)
banyaknya industri rumah tangga yang belum optimal dikembangkan, (5)
tersedianya banyak homestay, wisata kuliner, dan belajar melukis serta
membatik, dan lain-lainnya. Potensi-potensi tersebut belum mampu dikembangkan
dengan baik dan belum terintegrasi dengan Taman Wisata Candi Boroudur secara
optimal, sehingga belum memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat.
Oleh sebab itu diperlukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkannya.
Strategi pengelolaan
pariwisata Borobudur untuk menciptakan trickle-down effect bagi masyarakat
lokal adalah dengan mengoptimalkan potensi Desa Borobudur melalui aplikasi
collaborative governance stakeholders terkait, sehingga terintregasi dengan
Destinasi Wisata Candi Borobudur. Adapun stakeholders tersebut antara lain,
pihak TWCB, pihak perangkat desa dan pemerintah daerah, serta pihak masyarakat
desa itu sendiri.
Karya Selengkapnya Hubungi: firdausy.salsabila@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment