PEREKONOMIAN DAN INVESTASI
DI KABUPATEN KEBUMEN
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran makro mengenai hasil dari proses
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat di Kabupaten Kebumen menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan
ekonomi juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang
berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup masyarakat Kabupaten Kebumen.
Oleh sebab itu, itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Dari segi ekonomi, Kabupaten Kebumen
memang terkenal sebagai kabupaten ter-miskin kedua di Jawa Tengah, setelah
Kabupaten Wonosobo. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kebumen mencapai
251.100 orang atau 21,32 % dari total jumlah penduduk. Secara lebih rinci,
berikut tabel jumlah penduduk miskin beberapa kabupaten di Jawa Tengah
Meskipun
demikian, kondisi perekonomian Kabupaten Kebumen cenderung terus membaik dari
tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin semakin berkurang, dari 24,06 % di tahun
2011, turun menjadi 22,40 % di tahun 2012, dan 21,32 % di tahun 2013. Selain
itu, jumlah PDRB Kabupaten Kebumen juga terus mengalami kenaikan.
Dari tabel 2, dapat diketahui
bahwa secara agregrat jumlah PDRB Kabupaten Kebumen dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Pertumbuhannya pun relatif stabil berkisar 9 - 11 % tiap
tahunnya. Peningkatan pertumbuhan tersebut disebabkan karena peningkatan di
beberapa sektor di Kabupaten Kebumen.
Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa sektor pertanian; bangunan;
perdagangan, hotel, dan restoran; jasa-jasa; dan industri pengolahan merupakan
sektor dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Selain sektor pertanian dan
bangunan, sektor-sektor lain terlihat mengalami peningkatan yang cukup tinggi,
khususnya sektor dari kelompok usaha sekunder dan tersier. Pertumbuhan sektor
industri pengolahan, atas dasar harga konstan mengalami kenaikan dari 5,68%
menjadi 6,67%. Begitu pula dengan pertumbuhan sektor listrik dan air bersih
dengan kenaikan 6,27%, pengangkutan dan komunikasi dengan kenaikan 5,19%, serta
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kenaikan 2,84%
dibandingkan tahun sebelumnya (lihat tabel 2).
Berdasarkan informasi dari Bappeda Kabupaten Kebumen, penurunan nilai tambah sektor pertanian disebabkan oleh terjadinya penurunan produksi beberapa komoditas dibanding tahun 2012, khususnya padi dan kedelai. Penurunan produksi tanaman padi disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan informasi dari Bappeda Kabupaten Kebumen, penurunan nilai tambah sektor pertanian disebabkan oleh terjadinya penurunan produksi beberapa komoditas dibanding tahun 2012, khususnya padi dan kedelai. Penurunan produksi tanaman padi disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
- Perubahan iklim yan tidak menentu. Kerap kali terjadi hujan di musim kemarau (kemarau basah)
- Musim tanam mundur
- Adanya organisme pengganggu tanaman (OPT)
- Adanya serangan hama tikus.
Penurunan pertumbuhan di sektor pertanian tersebut ternyata berdampak
pada penurunan PDRB Kabupaten Kebumen. Atas dasar harga konstan, terlihat bahwa
pertumbuhan PDRB tahun 2013 sebesar 4,20%. Pertumbuhan tersebut mengalami
penurunan dibandingkan pertumbuhan di tahun 2012 yang mencapai 5,59% (lihat
tabel 2). Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penurunan atau
kenaikan pertumbuhan, khususnya pada sektor-sektor dominan seperti pertanian
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen.
Pada dasarnya, struktur perekonomian di Kabupaten Kebumen didominasi oleh 4 (empat) sektor unggulan, yaitu pertanian, jasa-jasa, perdagangan hotel dan restoran, serta industri pengolahan (lihat tabel 4). Dari ke-empat sektor dominan tersebut, sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan, meskipun pertumbuhannya mengalami penurunan di tahun 2013.
Sektor pertanian, jasa-jasa, perdagangan hotel dan restoran, serta industri pengolahan merupakan 4 (empat) sektor yang saling terkait satu sama lain. Output dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penjumlahan output dari sektor pertanian, jasa-jasa, dan industri pengolahan. Jadi, perubahan ketiga sektor tersebut sangat mempengaruhi sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Apabila sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami kenaikan pertumbuhan maka nilai tersebut menyumbang pertumbuhan pula pada sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Pada dasarnya, struktur perekonomian di Kabupaten Kebumen didominasi oleh 4 (empat) sektor unggulan, yaitu pertanian, jasa-jasa, perdagangan hotel dan restoran, serta industri pengolahan (lihat tabel 4). Dari ke-empat sektor dominan tersebut, sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan, meskipun pertumbuhannya mengalami penurunan di tahun 2013.
Sektor pertanian, jasa-jasa, perdagangan hotel dan restoran, serta industri pengolahan merupakan 4 (empat) sektor yang saling terkait satu sama lain. Output dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penjumlahan output dari sektor pertanian, jasa-jasa, dan industri pengolahan. Jadi, perubahan ketiga sektor tersebut sangat mempengaruhi sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Apabila sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami kenaikan pertumbuhan maka nilai tersebut menyumbang pertumbuhan pula pada sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Selanjutnya
dari segi investasi, tingkat investasi di Kebumen cenderung sedang jika
dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Menurut Badan Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu (2014), total investasi di Kabupaten Kebumen
mencapai 97.690 investasi. Skor investasi di Kebumen di atas rata-rata Jawa
Tengah, yaitu 5,45. Skor tertinggi 6,51 dipegang oleh Kabupaten Wonosobo, dan
skor terendah 4,00 dipegang oleh Kabupaten Wonogiri. Berikut adalah grafik
realisasi investasi di Kebumen tahun 2011 -2015
Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui
bahwa realisasi investasi di Kebumen mengalami peningkatan yang cukup baik
sejak tahun 2012. Di tahun 2015, realisasi investasi Kabupaten Kebumen sebesar
Rp 324.436.112.069. Angka investasi tersebut mengalami kenaikan sebesar 50,2 %
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun struktur investasi di Kabupaten
Kebumen (2015) didominasi oleh sektor tersier dan sekunder. Hal tersebut
berkorelasi dengan data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor sekunder dan tersier
yang semakin tinggi pula dari tahun ke tahun (lihat tabel 3 dan tabel 4).
Ralisasi investasi menurut sektor usaha secara lebih jelas dapat dilihat pada
grafik berikut.
Berdasarkan gambar 2, dapat diketahui
bahwa sektor tersier memang mendominasi iklim investasi di Kebumen, yaitu
mencapai 49,7% dari total investasi yang ada. Sedangkan sektor primer dan
sekunder masing – masing sebesar 16,1% dan 34,2% dari total investasi yang ada.
Sektor primer yang menjadi ladang investasi, yaitu peternakan dan tanaman
pangan; sektor sekunder yang menjadi ladang investasi yaitu industri makanan,
industri karet dan plastik, serta industri non logam; sedangkan sektor tersier
yang menjadi ladang investasi adalah konstruksi, hotel dan restoran, serta
perdagangan.
Meskipun data menunjukkan bahwa kondisi
investasi di Kebumen semakin membaik, namun hasil wawancara dengan Kepala
Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kebumen menyatakan bahwa investasi di
Kebumen cenderung minim. Sepanjang tahun 2010 hingga 2015, belum ada perusahaan
nasional maupun internasional yang menanamkan modalnya di Kebumen. Hasil
wawancara dengan beberapa stakeholder menunjukkan bahwa terdapat beberapa
hambatan dalam perkembangnya investasi di Kebumen tersebut. Hambatan tersebut
tampaknya bukan dikarenakan faktor pengurusan berbagai izin usaha, maupun
administrasi pajak yang sulit, mengingat BPMPT Kebumen telah menyerderhanakan
proses tersebut begitu cepat, mudah, dan murah (bahkan gratis). Administrasi
pengurusan perizinan dan pajak pun jelas dan tidak lagi ditemui pungutan tidak
resmi. Hambatan perkembangan investasi di Kebumen justru datang dari faktor
masyarakat, kondisi potensi daerah itu sendiri, dan kondisi infrastruktur di
Kebumen.
- Kondisi masyarakat Kebumen yang kurang stabil. Pemerintah mengakui bahwa banyaknya gejolak dan protes dari masyarakat merupakan bagian dari proses perencanaan sekaligus pengawasan terhadap kinerja pemerintah. Permasalahnnya, kondisi masyarakat yang tidak stabil, tidak hanya berpengaruh terhadap tersendatnya program pemerintah, namun juga berpengaruh terhadap kondisi investasi di Kebumen. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah pembatalan investasi dari perusahaan – perusahaan berskala internasional, seperti NIKE dan ADIDAS di Kebumen. Pembatalan investasi dikarenakan kondisi masyarakat Kebumen yang tidak stabil (sering demo, protes, aksi mogok kerja, dan lain sebagainya).
- Berbagai potensi daerah belum teridentifikasi dan dipetakan dengan baik. Hingga saat ini, Kabupaten Kebumen belum memiliki city branding yang dirasa relevan. Produk unggulan berupa burung walet, genteng soka, dan makanan lanting kurang didorong keberlanjutan dan pemasarannya, sehingga tidak/belum berkembang dengan baik. Goa Jatijajar dan Pantai Suwuk sebagai pariwisata andalan Kabupaten Kebumen saat ini juga belum mampu dikembangkan dengan baik, sehingga kurang menarik bagi investor.
- Kondisi Infrastruktur dan Sarana Transportasi. Kondisi infrastruktur dan sarana transportasi di Kebumen dinilai belum siap dalam menerima investor. Pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi terkonsentrasi di pusat kota Kebumen dan sebagian kecil wilayah Gombong. Dari wilayah Gombong menuju pusat kota Kebumen harus melewati jalan raya (arteri) yang tergolong sempit untuk standar jalan lintas kota. Adapun sebagian besar jalan lokal primer antar-desa di Kebumen kondisinya masih belum baik dengan aspal yang rusak dan berlubang serta banjir akibat luapan air dari irigasi sawah di kanan-kiri jalan yang tidak dibangun dengan baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
perekonomian Kebumen memang semakin meningkat, termasuk di dalamnya peningkatan
investasi. Meskipun demikian, Kebumen belum banyak dilirik oleh investor skala
nasional maupun internasional akibat kondisi masyarakat yang tidak stabil,
potensi daerah yang belum dipetakan dengan baik, maupun infrastruktur yang
belum memadai. Adapun upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui investasi, antara lain: (1) penyederhanaa proses
administrasi bisnis/usaha menjadi lebih cepat, mudah, dan murah; (2) perbaikan
infrastruktur jalan di sejumlah jalan desa; (3) perbaikan kantor – kantor
pemerintah dengan alasan untuk meningkatkan pelayanan publik pada masyarakat
(dan investor); (4) menyusun Rencana Umum Penanaman Modal melalui Perbub No 68
Tahun 2013; dan (5) promosi investasi secara intensif, khususnya promosi
investasi di sektor pariwisata (Pantai Suwuk dan Goa Jatijajar), industri
pengolahan kelapa, agrobisnis, perikanan, dan peternakan sapi.
BACA JUGA:
Perekonomian dan Investasi di Kabupaten Kebumen
UMKM di Kabupaten Kebumen
Kinerja Pelayanan Publik di Kabupaten Kebumen
Studi Pemerintahan dan Kepemimpinan di Kabupaten Kebumen
REFERENSI
BPS Kebumen. 2010. Kebumen dalam Angka 2010. Kebumen: BPS Kebumen.
BPS Kebumen. 2011. Kebumen dalam Angka 2011. Kebumen: BPS Kebumen.
BPS Kebumen. 2012. Kebumen dalam Angka 2012. Kebumen: BPS Kebumen.
BPS Kebumen. 2013. Kebumen dalam Angka 2013. Kebumen: BPS Kebumen.
BPS Kebumen. 2014. Kebumen dalam Angka 2014. Kebumen: BPS Kebumen.
BPS Kebumen. 2015. Kebumen dalam Angka 2015. Kebumen: BPS Kebumen.
0 komentar:
Post a Comment